Rabu, 20 Oktober 2010

Silvikultur JABON (Anthocephalus cadamba)

Oleh :  Asrul Siswanto


Jabon (Anthocephalus cadamba) Merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0 – 1000 m dpl. Jabon merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang tidak memerlukan banyak perlakuan khusus dalam budidayanya.Saat ini Jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/albasia. Keunggulan dari tanaman jabon yaitu memiliki diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th, masa produksi jabon yang singkat – hanya 4 – 5 tahun, berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus, serta tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri (self purning).
Pertumbuhan sangat cepat dibandingkan dengan kayu keras lainnya termasuk bila dibandingkan dengan sengon (albasia), Jabon tergolong tumbuhan pionir sebagaimana sengon. Ia dapat tumbuh di tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, atau tanah berbatu. Sejauh ini jabon bebas serangan hama dan penyakit, termasuk karat tumor yang kini banyak menyerang sengon.
Adapun ciri dan karakteristik batang jabon yaitu permukaan kayu licin serta arah tegak lurus, berwarna putih kekuningan mirip meranti kuning, batang mudah dikupas, dikeringkan, direkatkan, bebas dari cacat mata kayu dan susutnya rendah.
Dalam pemasarannya, dikarenakan jabon memiliki jenis kayu yang berwarna putih agak kekuningan dan tanpa terlihat seratnya, maka kayu jabon sangat dibutuhkan oleh industri kayu lapis (plywood), industri meubel, pulp, produsen peti buah, mainan anak-anak, korek api, Alas sepatu, Papan, Tripleks. Hal inilah yang menyebabkan pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami kesulitan.
Adapun aspek-aspek silvikultur dari tanaman Jabon yakni tempat tumbuhnya, umumnya tumbuh pada tanah alluvial lem¬bab di pinggir sungai dan di daerah peralihan an-tara tanah rawa dan tanah kering yang kadang¬-kadang digenangi air. Selain itu dapat juga tum-buh dengan baik pada tanah liat, tanah lempungpodsolik coklat, tanah tuf halus atau tanah lem¬pung berbatu yang tidak sarang. Jenis ini memerlukan iklim basah hingga kemarau kering di dalam hutan gugur daun dengan tipe curah hu-jan A dan D, mulai dari dataran rendah sampai ke¬tinggian 1.000 m dari permukaan laut.
Sedangkan permudaan alam banyak sekali terdapat terutama pada tempat-tempat terbuka seperti pada bekas tebangan, bekas jalan sarad atau bekas perladangan. Jabon termasuk jenis pionir yang dapat membentuk kelompok hutan alam murni pada tempat yang bebas persaingan cahava. Permudaan buatan banyak dilakukan di Jawa Timur. Biji disemaikan lebih dahulu di dalam bak kecambah, kemudian setelah tumbuh dan mencapai tinggi 3 cm dipindahkan ke bedeng penyapihan atau ke dalam bumbung. Setelah men¬capai tinggi 20-30 cm ditanam di lapangan pada permulasn musim hujan. Penanaman dapat pula dilakukan dengan cabutan atau stump. Jarak tanam 3 m x 2 m. Pertumbuhan jabon termasuk cepat, sehingga pada umur 3 tahun harus dilakukan penjarangan pertama dan pada umur 25 tahun sudah dapat menghasilkan kayu pertukangan.
Pohon jabon berbuah setiap tahun pada bulan Juni-Agustus. Buahnya merupakan buah majemuk berbentuk bulat dan lunak, mengandung biji yang sangat kecil. Jumlah biji kering udara 18¬26 juta butir per kg. Jumlah buah 33 butir per kg atau 320 butir per kaleng minyak tanah. Perkiraan jumlah benih per Kgnya adalah 18-26 juta benih.
Sedangkan dalam penangan bibit jabon ini dapat dilakuka dengan cara-cara tertentu guna untuk menghasilkan batang yang berkualitas. Salah satu cara pembibitan bibit tanaman jabon yaitu dengan perlakuan pengkerdilan, dengan cara yang ternyata dapat menghasilkan batang tanaman bibit jabon menjadi besar dan keras. Karena bibit tanaman jabon memiliki kadar air yang sangat tinggi pada bagian batang maka hanya dengan proses pembibitan dengan cara pengkerdilan tanaman bibit jabon lebih mudah pada saat proses penanaman dan tidak perlu menggunakan air sebagai penopang batang jabon agar tidak mudah roboh pada saat penanaman bibit.pada saat tanaman bibit jabon dalam proses pengkerdilan memiliki ciri spesifik pada daun akan berbentuk keriting dan pada batang memiliki tingkat kebesaran yang lebih dibandingkan dengan proses pembibitan yang tanpa dilakukan proses pengkerdilan.
           Banyak para petani bibit jabon yang tidak mengetahui proses yang harus dilakukan pada saat bibit jabon berada di persemaian. Mereka hanya mengerti pembibitan jabon dengan proses yang sangat standar, jadi hasil dari bibit tanaman jabon itupun sangat standard pula.Bibit tanaman jabon sangat membutuhkan proses pengkerdilan karena batang bibit tanaman jabon memiliki kadar air yang sangat tinggi seperti yang sudah disebutkan di atas, bibit tanaman jabon hampir memiliki kesamaan dengan bayam yang memiliki kadar air pada batang sangat banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar